Campurkan tepung beras, tepung tapioka, gula pasir, dan garam dalam wadah besar.
Tuangkan santan secara perlahan sambil diaduk hingga tercampur rata tanpa gumpalan.
Panaskan adonan di atas api kecil sambil terus diaduk.
Masukkan daun pandan untuk aroma, masak hingga adonan mengental dan matang.
Potong daun pisang menjadi ukuran sedang, bersihkan, dan panaskan sebentar agar lebih lentur.
Ambil satu sendok makan adonan, letakkan di atas daun pisang.
Tambahkan irisan pisang di tengah adonan, lalu tutup dengan sedikit adonan lagi.
Bungkus rapi daun pisang membentuk persegi panjang.
Panaskan panci kukusan, lalu kukus nagasari selama 20-30 menit hingga matang.
Angkat dan biarkan dingin sebelum disajikan.
1 servings
100 gram
- Amount per serving
- Calories180
- % Daily Value *
- Total Fat 8g11%
- Cholesterol 0mg
- Total Carbohydrate 25g10%
- Dietary Fiber 1g4%
- Total Sugars 10g
- Protein 2g
* The % Daily Value (DV) tells you how much a nutrient in a serving of food contributes to a daily diet. 2,000 calories a day is used for general nutrition advice.
Ingredients
Directions
Campurkan tepung beras, tepung tapioka, gula pasir, dan garam dalam wadah besar.
Tuangkan santan secara perlahan sambil diaduk hingga tercampur rata tanpa gumpalan.
Panaskan adonan di atas api kecil sambil terus diaduk.
Masukkan daun pandan untuk aroma, masak hingga adonan mengental dan matang.
Potong daun pisang menjadi ukuran sedang, bersihkan, dan panaskan sebentar agar lebih lentur.
Ambil satu sendok makan adonan, letakkan di atas daun pisang.
Tambahkan irisan pisang di tengah adonan, lalu tutup dengan sedikit adonan lagi.
Bungkus rapi daun pisang membentuk persegi panjang.
Panaskan panci kukusan, lalu kukus nagasari selama 20-30 menit hingga matang.
Angkat dan biarkan dingin sebelum disajikan.
Notes
Nagasari adalah salah satu kue tradisional khas Indonesia yang populer di berbagai daerah. Kue ini dikenal dengan ciri khasnya yang sederhana namun elegan: pisang manis sebagai isian, dibalut adonan tepung beras dan santan, lalu dibungkus dalam daun pisang. Teksturnya yang lembut dan rasa manis alami dari pisang menjadikannya hidangan yang disukai oleh berbagai kalangan. Lebih dari sekadar jajanan pasar, nagasari juga memiliki nilai budaya, filosofi, dan sejarah yang kaya dalam tradisi kuliner Nusantara.
Sejarah dan Asal Usul Nagasari
Asal Usul Nama “Nagasari”
Nama nagasari diyakini berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa atau Sansekerta, yaitu “naga” yang berarti “ular” atau “sesuatu yang panjang,” dan “sari” yang berarti “inti” atau “esensi.” Nama ini merujuk pada pisang di bagian tengah kue yang menjadi inti dari cita rasa nagasari. Nama ini juga menggambarkan bentuk nagasari yang panjang dan dibungkus rapat menyerupai kemasan tradisional yang simpel namun estetis.
Persebaran di Nusantara
Nagasari telah ada sejak zaman dahulu dan tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa, Sumatra, Bali, hingga Sulawesi. Sebagai bagian dari jajanan pasar, nagasari mudah ditemukan di pasar tradisional dan sering hadir dalam acara-acara adat maupun keagamaan. Kemudahan dalam membuat kue ini serta penggunaan bahan-bahan lokal seperti tepung beras, santan, dan pisang menjadikannya makanan yang merakyat namun tetap istimewa.
Pengaruh Budaya Lokal
Nagasari adalah wujud dari akulturasi budaya yang cermat antara bahan-bahan lokal dan kearifan tradisional dalam pengolahan makanan. Daun pisang yang digunakan sebagai pembungkus kue tidak hanya berfungsi sebagai kemasan alami, tetapi juga memberikan aroma khas yang menyempurnakan cita rasa nagasari.
Ciri Khas Nagasari
Bentuk Sederhana tetapi Elegan
Nagasari memiliki bentuk yang sederhana, yaitu lonjong atau persegi panjang, dengan pisang yang tampak di tengah-tengah adonan tepung beras yang lembut. Dibungkus dalam daun pisang yang direbus atau dikukus, nagasari memberikan kesan tradisional yang kuat sekaligus estetik.
Tekstur Lembut dan Kenyal
Adonan tepung beras dan santan menciptakan tekstur nagasari yang lembut, kenyal, dan sedikit padat. Tekstur ini menyatu sempurna dengan kelembutan pisang yang matang di bagian dalamnya, menciptakan sensasi yang nikmat saat dikunyah.
Rasa Manis Alami
Manisnya nagasari berasal dari pisang matang yang digunakan sebagai isian. Jenis pisang seperti pisang raja atau pisang kepok sering digunakan karena memiliki rasa manis alami yang kuat dan tekstur yang tidak mudah hancur saat dikukus. Rasa ini berpadu dengan gurihnya santan dalam adonan tepung, menciptakan keseimbangan rasa manis dan gurih yang khas.
Aroma Khas Daun Pisang
Daun pisang yang digunakan sebagai pembungkus memberikan aroma khas yang menggugah selera. Aroma ini muncul saat nagasari dikukus, menjadikannya salah satu elemen penting yang membedakan nagasari dari kue-kue tradisional lainnya.
Nagasari dalam Tradisi dan Budaya Indonesia
Hidangan dalam Acara Adat dan Keagamaan
Nagasari sering disajikan dalam berbagai acara adat, seperti selamatan, kenduri, atau syukuran. Kehadirannya melambangkan doa dan harapan baik untuk kebahagiaan serta kesejahteraan. Dalam acara pernikahan atau kelahiran, nagasari sering digunakan sebagai simbol rasa syukur dan penghormatan kepada para tamu.
Jajanan Pasar yang Merakyat
Di pasar-pasar tradisional, nagasari menjadi salah satu kue yang selalu dicari oleh masyarakat. Harganya yang terjangkau, rasanya yang lezat, dan tampilannya yang menggugah selera menjadikannya salah satu primadona jajanan pasar tradisional. Nagasari juga sering dijadikan bekal untuk sekolah, bekerja, atau sebagai camilan santai di sore hari.
Simbol Kebersahajaan dan Kebersamaan
Dalam budaya Indonesia, membuat nagasari adalah kegiatan yang sering dilakukan bersama-sama, terutama dalam acara gotong royong atau persiapan hajatan. Kegiatan ini mencerminkan nilai kebersamaan dan kekeluargaan yang erat dalam kehidupan masyarakat.
Popularitas Nagasari di Masa Modern
Pelestarian Kue Tradisional
Di tengah gempuran makanan modern dan camilan instan, nagasari tetap bertahan sebagai salah satu kue tradisional yang dicintai. Banyak upaya dilakukan untuk melestarikan nagasari sebagai warisan kuliner Nusantara, baik melalui festival kuliner, acara budaya, hingga promosi di media sosial.
Variasi Modern Nagasari
Beberapa inovasi telah dilakukan untuk memberikan sentuhan modern pada nagasari, seperti penggunaan pewarna alami untuk membuat adonan lebih menarik, isian tambahan seperti cokelat atau keju, atau penyajian dalam bentuk mini yang lebih praktis. Meskipun demikian, nagasari tetap mempertahankan keaslian cita rasanya yang khas.
Daya Tarik di Dunia Kuliner Internasional
Nagasari mulai dikenal di dunia internasional melalui berbagai acara budaya atau promosi kuliner Indonesia di luar negeri. Aromanya yang khas, teksturnya yang lembut, serta tampilannya yang unik membuat nagasari menarik perhatian wisatawan dan pencinta kuliner global.
Nilai Gizi Nagasari
Nagasari memiliki nilai gizi yang cukup baik sebagai camilan atau makanan ringan. Beberapa manfaat dari bahan-bahan utama nagasari meliputi:
- Pisang: Kaya akan potasium, vitamin B6, serat, dan antioksidan. Pisang membantu menjaga kesehatan pencernaan dan menyediakan energi cepat.
- Tepung Beras: Sebagai sumber karbohidrat, tepung beras memberikan energi yang dibutuhkan tubuh.
- Santan: Santan mengandung lemak sehat yang memberikan rasa gurih pada adonan dan membantu meningkatkan penyerapan vitamin dalam tubuh.
- Daun Pisang: Meskipun tidak dikonsumsi, daun pisang sebagai pembungkus membantu menjaga kebersihan kue, memberikan aroma alami, dan ramah lingkungan.
Meskipun nagasari memiliki kandungan gula alami dari pisang, kue ini tergolong camilan sehat karena minim bahan pengawet dan menggunakan bahan-bahan alami.
Pesona Abadi Nagasari
Nagasari adalah salah satu contoh kekayaan kuliner Indonesia yang sederhana tetapi penuh makna. Kelezatan kue ini tidak hanya berasal dari bahan-bahannya yang alami, tetapi juga dari proses pembuatannya yang merepresentasikan kebersamaan dan kearifan lokal. Dengan aroma khas daun pisang, tekstur lembut adonan tepung beras, dan rasa manis alami pisang, nagasari mampu membawa kenangan manis bagi siapa saja yang menikmatinya.
Sebagai bagian dari warisan kuliner Nusantara, nagasari tetap bertahan di tengah perkembangan zaman, mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan makanan tradisional yang kaya budaya dan nilai sejarah. Baik dinikmati sebagai camilan sore, sajian dalam acara adat, atau diperkenalkan di panggung internasional, nagasari adalah simbol keindahan sederhana dalam setiap gigitannya.
Leave a Reply