Haluskan bawang merah, bawang putih, cabai merah, kunyit, ketumbar, jinten, dan merica hingga menjadi pasta.
Panaskan minyak dalam wajan, tumis bumbu halus hingga harum.
Masukkan irisan daging sapi atau kambing, tumis hingga berubah warna
Tambahkan udang (jika menggunakan), masak hingga matang.
Tambahkan air atau kaldu ke dalam wajan. Biarkan mendidih.
Masukkan kubis, tomat, daun bawang, dan seledri. Masak hingga sayuran layu
Masukkan mie kuning basah ke dalam wajan.
Tambahkan kecap manis, kecap asin, dan gula. Aduk hingga bumbu merata dan mie tercampur sempurna.
Sajikan mie di atas piring saji.
Taburi bawang goreng, tambahkan acar timun, dan kerupuk atau emping sebagai pelengkap.
1 servings
200 gr
- Amount per serving
- Calories410
- % Daily Value *
- Total Fat 12g16%
- Cholesterol 85mg29%
- Total Carbohydrate 58g22%
- Dietary Fiber 4g15%
- Total Sugars 6g
- Protein 22g
* The % Daily Value (DV) tells you how much a nutrient in a serving of food contributes to a daily diet. 2,000 calories a day is used for general nutrition advice.
Ingredients
Directions
Haluskan bawang merah, bawang putih, cabai merah, kunyit, ketumbar, jinten, dan merica hingga menjadi pasta.
Panaskan minyak dalam wajan, tumis bumbu halus hingga harum.
Masukkan irisan daging sapi atau kambing, tumis hingga berubah warna
Tambahkan udang (jika menggunakan), masak hingga matang.
Tambahkan air atau kaldu ke dalam wajan. Biarkan mendidih.
Masukkan kubis, tomat, daun bawang, dan seledri. Masak hingga sayuran layu
Masukkan mie kuning basah ke dalam wajan.
Tambahkan kecap manis, kecap asin, dan gula. Aduk hingga bumbu merata dan mie tercampur sempurna.
Sajikan mie di atas piring saji.
Taburi bawang goreng, tambahkan acar timun, dan kerupuk atau emping sebagai pelengkap.
Notes
Mie Aceh adalah salah satu ikon kuliner khas Indonesia yang berasal dari daerah Aceh, sebuah wilayah yang dikenal dengan keanekaragaman budaya dan pengaruh sejarah yang kuat. Hidangan ini memiliki cita rasa yang kaya, penuh dengan rempah-rempah khas yang menggambarkan akulturasi budaya yang terjadi di Aceh selama berabad-abad. Mie Aceh tidak hanya menjadi favorit lokal, tetapi juga telah menarik perhatian penggemar kuliner di berbagai belahan dunia.
Sejarah dan Asal Usul Mie Aceh
Pengaruh Multikultural dalam Mie Aceh
Aceh memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan dan jalur pelayaran penting di Asia Tenggara. Letaknya yang strategis di Selat Malaka membuat Aceh menjadi tempat persinggahan pedagang dari berbagai bangsa, seperti India, Arab, Persia, Cina, dan Eropa. Keberagaman budaya ini tercermin dalam kuliner Aceh, termasuk dalam hidangan mie yang diperkaya dengan pengaruh berbagai tradisi masakan.
Penggunaan mie dalam hidangan ini diyakini berasal dari pedagang Cina, sementara rempah-rempah kuat seperti jintan, kapulaga, kunyit, dan kayu manis mencerminkan pengaruh masakan India dan Arab. Kombinasi ini menciptakan rasa khas mie Aceh yang kompleks dan memikat, menjadikannya salah satu warisan kuliner paling berharga di Nusantara.
Mie Sebagai Simbol Tradisi
Bagi masyarakat Aceh, mie Aceh bukan hanya makanan, tetapi juga bagian dari tradisi. Hidangan ini sering disajikan dalam berbagai acara, mulai dari pertemuan keluarga hingga perayaan besar seperti pernikahan dan hari raya. Mie Aceh menjadi simbol kebersamaan dan keramahan, yang mencerminkan nilai-nilai sosial dalam budaya Aceh.
Keunikan dan Ciri Khas Mie Aceh
Cita Rasa yang Kaya Rempah
Salah satu ciri khas utama mie Aceh adalah penggunaan rempah-rempah yang melimpah. Setiap piring mie Aceh adalah perpaduan harmonis dari rasa pedas, gurih, dan aromatik yang kuat. Bumbu yang digunakan menciptakan rasa yang mendalam dan kompleks, dengan aroma rempah yang menggugah selera.
Tekstur Mie yang Khas
Mie Aceh biasanya menggunakan mie kuning tebal yang memiliki tekstur kenyal dan lembut. Tekstur ini sangat kontras dengan kekayaan bumbu yang menyelimuti mie, menciptakan pengalaman makan yang memuaskan. Mie ini sering disajikan dengan tambahan bahan seperti daging sapi, kambing, atau makanan laut, yang semakin memperkaya rasa dan teksturnya.
Variasi Penyajian
Mie Aceh hadir dalam tiga jenis utama: mie Aceh goreng, tumis (setengah basah), dan kuah. Setiap jenis memiliki keunikan tersendiri. Mie Aceh goreng memiliki rasa yang lebih intens dan tekstur yang kering, sementara mie Aceh tumis menawarkan perpaduan antara kuah dan kering. Mie Aceh kuah disukai oleh mereka yang menikmati hidangan berkuah dengan rasa rempah yang lebih lembut.
Mie Aceh dalam Konteks Budaya dan Tradisi
Hidangan yang Merepresentasikan Identitas
Mie Aceh bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga representasi dari identitas masyarakat Aceh. Hidangan ini mencerminkan kebanggaan mereka terhadap warisan budaya dan kemampuan mereka dalam mengolah bahan-bahan lokal menjadi sajian yang mendunia. Selain itu, mie Aceh juga menjadi salah satu cara masyarakat Aceh memperkenalkan budaya mereka kepada dunia.
Pentingnya Hidangan dalam Acara Khusus
Dalam tradisi Aceh, mie Aceh sering disajikan dalam acara-acara spesial seperti pernikahan, perayaan hari besar, dan pertemuan keluarga. Penyajiannya melambangkan rasa hormat dan penghargaan kepada tamu. Hidangan ini menjadi simbol kehangatan dan solidaritas dalam hubungan sosial masyarakat Aceh.
Mie Aceh di Kancah Internasional
Popularitas Global
Seiring dengan meningkatnya minat terhadap kuliner Indonesia, mie Aceh semakin mendapatkan perhatian di kancah internasional. Hidangan ini sering disajikan di restoran-restoran Indonesia di luar negeri dan menjadi favorit di antara para pecinta makanan pedas dan berbumbu.
Ikon Kuliner Nusantara
Sebagai salah satu hidangan khas Indonesia, mie Aceh sering diperkenalkan dalam festival kuliner internasional dan acara promosi budaya. Rasanya yang khas dan kaya rempah menjadikan mie Aceh sebagai duta kuliner yang efektif untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.
Keunikan yang Tak Tertandingi
Mie Aceh adalah salah satu hidangan yang berhasil memadukan sejarah, budaya, dan cita rasa dalam satu piring. Rasa rempah yang kuat, tekstur mie yang kenyal, dan kehangatan tradisi yang menyertainya membuat mie Aceh lebih dari sekadar makanan. Hidangan ini adalah warisan budaya yang patut dijaga dan dilestarikan.
Mie Aceh bukan hanya sebuah sajian, tetapi juga cerita tentang keberagaman, persatuan, dan kekayaan tradisi Indonesia. Baik dinikmati di warung sederhana di Aceh atau di restoran mewah di luar negeri, mie Aceh selalu memberikan pengalaman makan yang berkesan dan menggugah selera.
Leave a Reply