Bersihkan dada ayam, pukul-pukul hingga agak pipih untuk memastikan kematangan merata.
Lumuri ayam dengan garam dan lada bubuk, diamkan selama 10 menit.
Gulingkan ayam ke dalam tepung terigu, celupkan ke dalam telur kocok, lalu baluri dengan tepung roti (panko) hingga merata.
Panaskan minyak dalam wajan dengan api sedang. Goreng ayam hingga keemasan dan matang, sekitar 3-5 menit per sisi.
Angkat dan tiriskan minyak berlebih dengan tisu dapur.
Campurkan semua bahan saus dalam mangkuk kecil, aduk rata.
Potong chicken katsu menjadi irisan, letakkan di piring saji, dan tuangkan saus di atasnya atau sajikan saus di samping.
1 servings
200 gram
- Amount per serving
- Calories400
- % Daily Value *
- Total Fat 22g29%
- Cholesterol 105mg35%
- Total Carbohydrate 25g10%
- Dietary Fiber 1g4%
- Total Sugars 3g
- Protein 28g
* The % Daily Value (DV) tells you how much a nutrient in a serving of food contributes to a daily diet. 2,000 calories a day is used for general nutrition advice.
Ingredients
Directions
Bersihkan dada ayam, pukul-pukul hingga agak pipih untuk memastikan kematangan merata.
Lumuri ayam dengan garam dan lada bubuk, diamkan selama 10 menit.
Gulingkan ayam ke dalam tepung terigu, celupkan ke dalam telur kocok, lalu baluri dengan tepung roti (panko) hingga merata.
Panaskan minyak dalam wajan dengan api sedang. Goreng ayam hingga keemasan dan matang, sekitar 3-5 menit per sisi.
Angkat dan tiriskan minyak berlebih dengan tisu dapur.
Campurkan semua bahan saus dalam mangkuk kecil, aduk rata.
Potong chicken katsu menjadi irisan, letakkan di piring saji, dan tuangkan saus di atasnya atau sajikan saus di samping.
Notes
Chicken Katsu adalah salah satu hidangan populer dalam kuliner Jepang yang juga dikenal luas di berbagai belahan dunia. Meskipun sering dianggap sebagai bagian dari tradisi Jepang, Chicken Katsu memiliki akar sejarah yang cukup unik, dipengaruhi oleh masakan Barat yang masuk ke Jepang pada abad ke-19.
Konsep hidangan katsu sendiri berasal dari teknik memasak daging dengan cara dilapisi tepung roti dan digoreng hingga renyah. Kata “katsu” berasal dari istilah “katsuretsu” (カツレツ), yang merupakan adaptasi dari kata bahasa Inggris “cutlet.” Awalnya, masakan ini lebih sering menggunakan daging sapi atau babi, yang kemudian dikenal sebagai “Beef Katsu” atau “Tonkatsu.”
Teknik ini diperkenalkan ke Jepang pada era Meiji (1868-1912) ketika negara ini mulai membuka diri terhadap pengaruh budaya dan kuliner Barat. Pada awalnya, restoran-restoran Jepang mulai mengadopsi gaya memasak ala Prancis, termasuk teknik menggoreng daging dengan tepung roti. Namun, seiring berjalannya waktu, teknik ini dimodifikasi agar lebih sesuai dengan selera dan ketersediaan bahan di Jepang, termasuk penggunaan saus khas Jepang yang lebih manis dan gurih.

Chicken Katsu mulai berkembang sebagai variasi dari Tonkatsu, terutama karena preferensi beberapa masyarakat Jepang terhadap daging ayam dibandingkan daging babi. Ayam dianggap sebagai pilihan yang lebih ringan dan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, termasuk mereka yang memiliki pantangan terhadap daging babi. Hal ini membuat Chicken Katsu menjadi alternatif yang lebih fleksibel, terutama bagi komunitas Muslim atau mereka yang memiliki preferensi makanan tertentu.
Perkembangan Chicken Katsu di Jepang dan Dunia
Seiring berjalannya waktu, Chicken Katsu menjadi bagian penting dari menu restoran Jepang, baik yang berskala kecil maupun besar. Hidangan ini tidak hanya disajikan sebagai menu utama di restoran-restoran spesialis tonkatsu, tetapi juga hadir dalam berbagai bentuk lainnya, seperti Chicken Katsu Curry (disajikan dengan saus kari Jepang) dan Katsu Sando (sandwich katsu yang menggunakan roti lembut ala Jepang).
Popularitas Chicken Katsu tidak hanya terbatas di Jepang, tetapi juga menyebar ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Hal ini tidak lepas dari pertumbuhan restoran Jepang di seluruh dunia, yang menyajikan Chicken Katsu sebagai bagian dari menu mereka. Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, dan Indonesia, Chicken Katsu sering ditemukan di restoran Jepang, kafe, atau bahkan gerai makanan cepat saji yang mengadopsi konsep fusion.
Selain itu, Chicken Katsu juga menjadi hidangan populer di berbagai komunitas yang mengadopsi budaya bento (bekal makanan khas Jepang). Karena sifatnya yang mudah disiapkan dan tetap lezat meskipun tidak disajikan dalam keadaan panas, Chicken Katsu sering menjadi pilihan utama dalam menu bekal sekolah atau makan siang di tempat kerja.
Perbedaan Chicken Katsu dengan Hidangan Serupa
Chicken Katsu sering dibandingkan dengan berbagai hidangan serupa dari berbagai budaya. Beberapa hidangan yang mirip dengan Chicken Katsu antara lain:
- Schnitzel (Jerman & Austria): Hidangan ini mirip dengan Chicken Katsu karena juga menggunakan daging yang dipukul tipis, dilapisi tepung roti, dan digoreng. Namun, Schnitzel lebih sering menggunakan daging sapi muda atau babi, serta tidak disajikan dengan saus khas Jepang seperti yang biasa ditemukan pada Chicken Katsu.
- Milanesa (Amerika Latin): Milanesa adalah hidangan daging goreng berlapis tepung roti yang populer di Argentina, Uruguay, dan Meksiko. Perbedaannya, Milanesa seringkali lebih berbumbu dan dapat disajikan dengan berbagai macam saus atau bahkan keju.
- Chicken Parmigiana (Italia-Amerika): Hidangan ini juga menggunakan daging ayam yang digoreng dengan tepung roti, tetapi biasanya disajikan dengan saus tomat dan keju leleh di atasnya.
Meskipun memiliki kemiripan dengan hidangan-hidangan tersebut, Chicken Katsu tetap memiliki ciri khas tersendiri, terutama dalam penggunaan saus katsu khas Jepang dan cara penyajiannya yang sering dipadukan dengan nasi putih dan kubis parut.
Pengaruh Chicken Katsu dalam Budaya Populer
Chicken Katsu tidak hanya dikenal sebagai hidangan lezat, tetapi juga menjadi bagian dari budaya populer Jepang. Dalam berbagai anime, manga, dan drama Jepang, Chicken Katsu sering muncul sebagai makanan favorit karakter atau bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.

Selain itu, dalam dunia kuliner modern, Chicken Katsu juga menjadi inspirasi bagi berbagai inovasi makanan, seperti burger Chicken Katsu, rice bowl ala donburi dengan Chicken Katsu, hingga versi vegetarian yang menggunakan bahan pengganti seperti jamur atau tahu.
Menjadi contoh bagaimana Jepang berhasil adopsi kuliner luar negeri
Chicken Katsu adalah salah satu contoh bagaimana Jepang berhasil mengadopsi dan memodifikasi pengaruh kuliner dari luar negeri menjadi sesuatu yang unik dan khas. Dari akar sejarahnya sebagai adaptasi dari hidangan Barat hingga perkembangannya menjadi makanan yang dicintai di seluruh dunia, Chicken Katsu membuktikan bahwa makanan tidak hanya sekadar kebutuhan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang terus berkembang.
Dengan popularitasnya yang terus meningkat, Chicken Katsu kemungkinan akan terus mengalami berbagai inovasi dan variasi di masa mendatang, baik dalam cara penyajian maupun dalam bahan-bahan yang digunakan. Apapun bentuknya, Chicken Katsu tetap akan menjadi salah satu hidangan Jepang yang ikonik dan digemari oleh berbagai kalangan di seluruh dunia.
Leave a Reply